Jumat, 31 Agustus 2012

#FACT : Kebudayaan Rakyat Korea dalam Berkencan

Bagaimana Kebudayaan masyarakat Korea dalam berkencan, semoga infonya bermanfaat.
Selamat membaca^^

1. Apa yang harus dilakukan dan Apa yang tidak

Di Korea, Para pria wajib membayar segalanya ketika berkencan. Dan mereka juga diharapkan untuk membawa tas perempuan. Hal tersebut adalah pemandangan yang sangat umum untuk melihat para pria Korea membawa tas pacar mereka ‘di mal, sekolah, jalan, kereta bawah tanah dan tempat-tempat umum lainnya.
Seorang gadis Korea juga membawa serta teman dekat sebagai pendamping ketika mulai berkencan dengan seorang pria baru. Hal tersebut juga sama ketika mereka pergi secara berkelompok.
Pasangan itu harus bijaksana dan ramah kepada teman-teman yang mendampingi mereka. Selama tahap ini, jika hubungan mereka semakin berkembang, mereka tidak boleh menunjukkan rasa kasih sayang mereka dengan- berciuman dan berpegangan tangan karena hal tersebut masih dianggap tabu.

Beda banget yaah sama di Indonesia >.<




 



2. Tahap Berkencan 



Kencan dapat dimulai ketika SMA. Namun, ciuman pertama pada umumnya terjadi di perguruan tinggi.
Kencan dengan bersikap ramah adalah titik awal dari sebuah hubungan. Biasanya para Pasangan dapat bermain game di ruangan PC (kebanyakan untuk remaja dan dewasa muda), menonton film, makan malam, minum di bar dan bernyanyi di karaoke.
Seiring waktu berlalu, para pasangan tersebut bisa keluar tanpa teman. Mereka dapat berpegangan tangan di depan umum. Hal ini juga normal untuk melihat mereka mengenakan pakaian yang sama (Couple T-Shirt) untuk menunjukkan kasih sayang dan kedekatan mereka.

Di Korea suka banget Couple-couplean. 
Di Korea juga ada step by step untuk PDKT.



3. Konservatif Budaya

Tidak seperti di negara lain, sangat langka untuk melihat para pasangan remaja berkencan klub malam Korea. Bagi mereka yang sudah menjalin suatu hubungan, menjadi lebi
h dekat memerlukan hubungan jangka panjang bersama-sama setidaknya satu tahun.
Berpegangan tangan didepan umum biasanya diterima ketika mereka sudah menjalin hubungan jangka panjang, gerak tubuh dan ekspresi lain dari kedekatan fisik seperti berciuman di depan umum secara tradisional tidak dapat diterima.
Hal ini juga tidak umum untuk berbicara secara terbuka tentang seks selama percakapan biasa. Secara tradisional, warga Korea tidak akan masuk rumah pacar mereka sampai mereka ingin menikah.


4. Kencan buta 


sangat umum di Korea. Coffee Shop dan berbagai tempat makan biasanya menjadi tempat untuk kencan buta. Orangtua biasanya mengatur usia anaknya untuk menikah.
Perjodohan masih dipraktekkan di Korea, terutama dalam keluarga yang masih sangat tradisional. Jadi, ketika orang tua telah menemukan seseorang untuk menyuruh anaknya berkencan, ini biasanya menunjukkan bahwa pernikahan pasti akan terjadi.
Para orang Korea biasanya mendapatkan pasangan berkencan melalui teman, kolega, atasan, dan tentu saja, orang tua dan kerabat.

Naah ini neeh yang masih kental di Korea sana, perjodohan!!! Tapi seiring berjalannya waktu hanya kalangan tertentu yang amsih menganut paham ini. meskipun terbilang masih banyak >.<



5. Interaksi Dalam Berkencan
Di tengah modernitas Korea dan kemajuan di berbagai bidang, prospek tradisional Korea tentang kencan dan pernikahan antar-ras masih merupakan hal yang tidak biasa.
Dengan akar  budaya yang kuat dan patriotik, orang tua mendorong anak-anak mereka untuk menikah dengan orang Korea.
Bahkan sekarang, jika menikah dengan orang asing maka akan sering dibenci oleh masyarakat. Anak dari Korea dan orang asing dapat diganggu di sekolah karena bukan merupakan Korea murni.
Mereka yang berkencan dengan orang asing dapat sering terkena gosip. Sementara sekarang masih secara pelan-pelan berubah, budaya tradisional masih sangat diikuti oleh banyak orang Korea.






Source : ehow.com
From : kidhae @ koreanindo via sujufemm.wordpress.com